Saturday, June 9, 2018

LAPORAN PENGAMATAN MIKROORGANISME

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
 






KELOMPOK 4

   IKHZA KHAERUL ANWAR               (1817500015)
                        HANAFIE ROSIDIN                           (1817500016)
                        LAYLA NOOR SAHARA                    (1817500017)
                        ZUNDIKA HAFIZAH QONITA            (1817500018)



DOSEN PENGAMPUH
BAYU WIDIYANTO,M.SI


YAYASAN PENDIDIKAN PANCASAKTI
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN IPA
2018


PENGAMATAN MIKROORGANISME
I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba yang tak kasat mata. Mikroba yang mencangkup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga ,protozoa, fungi mikroskopik.
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti pada bakteri, yeast dan mikroalga. Bentuk lain bisa berupa filamen atau benang yaitu rangkaian sel yang terdiri dari dua atau lebih yang menyambung seperti rantai. Bentuk benang pada umumnya terdapat pada fungi (jamur benang) dan mikro alga. Bentuk filamen pada kenyataannya dapat berupa filamen semu dan filamen sejati, filamen semu kalau hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak menyatu, seperti pada yest dan streptomcyes. Filamen sejati jika hubungan antar sel satu dengan sel lainnya menyatu, baik hubungan secara fisiologis ( fungsi sel), seperti yang ada pada jamur benang dan mikroba benang. Bentuk lain yang perlu diperhatikan adalah koloni dan jaringan semu.
1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan praktikum pada kali ini adalah:
1.    Mengamati struktur bakteri dan membandingkannya sengan struktur khamir.
2.    Mengamati struktur khamir (fungi uniseluler) dan membandingkannya dengan kapang.
3.    Mengamati dan membandingkan struktur kapang dari roti dan tempe.
4.    Mengamati struktur dari Protista.
1.3  Waktu dan Tempat
Hari                       :   Rabu, 7 Maret 2018
Waktu                    :   12.10 s.d Selesai
Tempat                  :    Laboratorium Biologi P.IPA FKIP UPS Tegal

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Mikroba
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering kali di sebut mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi pengatur kehidupannya juga sederhana dibanding jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak bisa melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasnya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,01 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengn alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesaran.
2.2  Penggolongan Mikroba diatara Jasad Hidup
Secara klasik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia). Jasad hidup yang ukurannya besar dengan mudah dapat di golongkan ke dalam plantae atau animalia, tetapi mikroba yang ukuranya sangat kecil ini sulit untuk digolongkan kedalam plantae atau animalia. Selain karena ukurannya sulitnya penggolongan juga disebabkan adanya mikroba yang mempunyai sifat antara plantae dan animalia. Menurut teori evolusi, setiap jasad berkembang menuju ke sifat-sifat plantae dan animalia. Hal ini digambrkan sebagai pengelompokkan jasad berturut-turut Haeckel, Whittaker dan Woese. Berdasarkan perbedaan organisme selnya Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia), dengan protista. Protista untuk menampung jasad yang tidak dapat dimasukkan pada golongan plantae dan animalia, protista terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur atau fungi dan bakteri yang mempunyai sifat multiseluler tanpa diferensiasi jaringan. Wittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan yaitu: (1) jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisi Monera), (2) jasad eukoriotik uniseluler (Divisio Protista), (3) jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu divisio fungi, divisio plantae dan divisio animalia, sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkan susunan kimia makro molekul yang terdapat sidalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri Arkhaebakteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang) dan Eubakteria.
2.3  Ciri Umum Mikroba
Mikroba dialam secara umum berperan sebagai produsen, konsumen maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dan b ahan anorganik dengan energi sinar matahari , mikroba yang berperan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen mengurai bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia. Seperti mikroba bakteri dan fungi (jamur).  Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini erupakan suatu struktur biologi, banyakmikroba yang terdiri dari satu sel (uiseluler), sehingga semua tugas kehidupannya dibebnkan pada sel itu. Mikroba juga ada yang mempunyai banyak sel (multiseluler). Pada jasad mutiseluler umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna.
2.4  Peran Mikroba Bagi Manusia
Bakterium atau bakteria adalah kelompok mikroorganisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk dalam prokariotik dan berukuran sangat kecil. Maka dari pada itu ada peran mikroba yang baik dan jahat/buruk (merugikan), peran mikroba yang merugikan contohnya Streptococcus pneumonia penyebab peneumonia dan Corynebacterium diphtheria penyebab dipteri, penyebap pembusukan makanan (Spoilage). Mikroba juga mempunyai peran yang baik atau menguntungkan seperti pada bidang pertanian dimana mikroba dapat digunakan untuk peningkatan keseburan tanah melalui fiksasi N2.

III METODOLOGI
3.1    Alat dan Fungsinya
Alat
Fungsi
Mikroskop
Mengamati benda yang tak kast mata
Glass dan cover glass
Media pengamatan (tempat preparat)
Pipet tetes
Untuk meneteskan aquades ke glass dan mengambil susu fermentasi
Jarum inokulum
Sebagai alat pembantu mengambil objek
Spatula
Sebagai alat pembantu mengambil objek
Kain lap/tissue
Untuk membersikan mikroskop dan glass

3.2    Bahan dan Fungsinya
Bahan
Fungsi
Susu fermentasi
Sebagai objek pengamatan bakteri
Daging busuk
Sebagai objek pengamatan protista
Tomat Busuk
Sebagai objek pengamatan fungi
Ragi tape
Sebagai objek pengamatan struktur fungi
Roti berjamur
Sebagai objek pengamatan fungi
Tempe yang agak hitam
Sebagai objek pengamatan fungi
Air rendaman jerami
Sebagai objek pengamatan protista
Aquades
Sebagi bahn bantu pembuatan preparat basah
Metilen blue
Sebagai pewarna bakteri

3.3    Cara Kerja
A.    Mengamati bakteri pada susu fermentasi dan buah busuk
1.    Susu fermentasi diambil menggunakan pipet tetes.
2.    Susu fermentasi yang berada di pipet diteteskan pada glass yang bersih dan tetesi 1 tetes metilen blue, kemudian tutup menggunakan cover glass.
3.    Bakteri pada susu fermentasi diamati menggunakan mikroskop dan catat hasilnya.
4.    Setelah selesai glass dibersihkan dan diganti dengan objek lain yaitu daging busuk.
5.    Lendir atau cairan pada daging busuk diambil sedikit menggunakan spatula dan letakkan pada glass yang bersih.
6.    Tetesi aquades sedikit dan ditutup menggunakan cover glass.
7.    Preparat yang telah dibuat diamati menggunakan mikroskop dan catat hasilnya.
B.    Mengamati khamir pada ragi tape dan tomat busuk
1.    Ragi tape diambil menggunakan jarum inokulum dan spatula agar steril dan diletakkan pada glass yang bersih.
2.    Ragi pada glss ditetesi aquades sedikit serta tutup menggunakan cover glass.
3.    Menggunakan mikroskop amati preparat yang telah dibuat dan catat hasilnya.
4.    Setelah selesai bersihkan glass dan dianti menggunakan tomat busuk, bagian buah tomat busuk diambil menggunakan jarum inokulum atau spatula dan diletakkan pada glass.
5.    Bagian tomat busuk yang telah diambil ditetesi menggunakan aquades dan tutup dengan glss cover.
6.    Menggunakan mikroskop preparat yang telah dibuat diamati dan catat hasilnya.  
C.   Membandingkan jamur pada roti dan jamur pada tempe
1.    Tempe diambil sedikit dengan cara menyayatnya sedikit atua bisa menggunakan jarum inokulum dan spatulayang bersih.
2.    Setelah terambil tembe diletakkan di glass dan ditetesi aquades sedikit serta tutup menggunakan cover glass.
3.    Menggunakan mikroskopamati preparat yang telah dibuat dan catat hasilnya.
4.    Cara 1 sampai 3 diulangi lagi tetapi menggunakan objek yaitu roti yang berjamur.

D.   Mengamati protista pada air rendaman jerami dan air selokan
1.    Objek glass yang bersih ditetesi dengan air rendaman jerami kemudian ditutup menggunakan cover glass.
2.    Menggunakan mikroskop amati preparat yang telah dibuat dan catat hasilnya.
3.    Langkah 1 dan 2 diulangi kembali dengan objek air selokan.

IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Nama Preparat           : Susu Fermentasi
Perbesaran                 : 10 x 100

Nama Preparat           : Daging Busuk
Perbesaran                 : 10 x 100

Nama Preparat           : Ragi Tape
Perbesaran                 : 10 x 40

Nama Preparat           : Tomat Busuk
Pembesaran               : 10 x 40

Nama Preparat           : Jamur Roti
Perbesaran                 : 10 x 40

Nama Preparat           : Air Selokan/ Air Rendama Jerami
Perbesaran                 : 10 x 40

4.2    Pembahasan
1.    Protista
Protista yang terdapat pada selokan termasuk pada kingdom protista dimana protista ini mirip dengan tumbuhan yang dinamaka algae. Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus) karena belum mempunyai akar, batang dan daun sejati, alga juga mempunyai sat warna (pigmen)
           Fikosianin                    warna biru
           Klorofil                         Warna hijau
           Fikosantin                    warna perak/coklat
           Karoten                       warna keemasan
           Xantofil                        warna kekuningan
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makannannya sendiri). Hampir semua ganggang bersifat eukariotik, habitatnya diair tawar, laut maupun tempat-tempat yang lembab .klasifikasi ganggang yaitu
           Cyanopyhta    (ganggang biru)
           Cloropyhta      (ganggang hijau)
                        Chrysopyhta   (ganggang keemasan)
                        Pheophyta       (ganggang coklat)
                        Rhodophyta    (ganggang merah)
2.    Jamur Roti (Mucor sp) dan jamur tape (Rhzopus sp)
Perbedaan terdapat pada genusnya, dimana pada jamur Mucor sp memiliki klasifikasi
           Kingdom          : Fungi
           Divisio             : Zgomycota
           Class               : Zgomycetes
           Ordo                : Mucorals
           Family             : Mucoraceae
           Genus             : Mucor
           Spesies           : Mucor sp
Sedangkan pada jamur tempe (Rhizopus sp)
           Kingdom          : Fungi
           Divisio             : Zygomycota
           Class               : Zygomycetes
           Ordo                : Mucorales
           Family             : Mucoraceae
           Genus             : Rhizopus
           Spesies           : Rhizopus sp
           Pada jamur roti (Mucor sp) mempunyai ciri sebagai berikut: morfologi koloni hifa seperti benang putih, bagian tertentu nampak sporangium dan sporangiofor berupa titik hitam seperti jarum pentul, hifa tanpa sekat, tumbuh dengan cepat. Sedangkan jamur pada tempe (Rhizopus sp) memiliki ciri sebagai berikut koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu stolo halus sedikit kasar dan tidak berwarna serta kuning coklat. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara baik tunggal ataupun kelompok.
           Selama ini banya anggapan orang khamir adalah ragi, pengertian tersebut disebabkan orang tidak mengerti mendalam tentang mikroba. Ragi atau dalam bahasa inggris disebut starter, merupakan inokulum yang ditambahkan kedalam suatu substrat, sehingga substrat tersebut akan berubah atau mengalami fermentasi. Tape merupakan makanan tradisional yang sudah tak asing lagi. Tape dapat dibuat dari beras ketan atau dari singkong. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces, dan nama terakhir tersebut merupakan nama fibulager dan candadi laktosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis.
           Dari bakteri pembusukan pada daging dan tomat busuk terdapat makhluk hidup tak kasat mata di mana makhluk hidup tumbuh pada daging yang telah busuk dan pengamatan menggunakan mikroskop.
           Untuk pengamatan yogurt atau susu fermentasi dimana saat pengamatan ini tidak ditemukan bakteri dan dapat mempengaruhi hasil pengamatan dimana pengamatan menggunakan perbesaran 100x.

V PENUTUP
5.1   Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah mikroba yang mempunyai berbagai jenis, mulai dari yang ukurannya besar hingga ukurannya paling kecil. Mikroba juga dapat dibedakan, ada mikroba yang mirip dengan tumbuhan (algae) dan mikroba yang mirip dengan hewan ( animalis, protozoa). Mikroba yang berukuran besar masih mudah di amati menggunakan mikroskop biologi. Sedangkan yang ukurannya sangat kecil dapat digunakan mikroskop elektron.
5.2   Saran
Dalam melakukan penelitian hendaklah cermat dan dapat menangani masalah yang ditimbulkan dari kesalahan pengamatan dimikroskop. Pada praktium ini juga mahasiswa masih kuran kesadarannya dimana kesadaran mahasiswa dalam praktikum sangatlah diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D & F.T Wolf. 1970. Microbiological studies of indonesia fermented food stuffs mycopathol mycol Appl-1 41:211-222
Djjen,K,S.1972.Tape Fermentasi, Applied Microbiology,13(5) 976;978
Sumarsih,Sri.2003.DIKTAT KULIAH MIKROBIOLOGI DASAR. Yogyakarta. Fakultas Pertanian UPN “Veteran”

Widiyanto, Bayu. 2018. DIKTAT PRAKTIKUM BIOLOGI. Tegal. Pendidikan IPA FKIP UPS Tegal.

Friday, June 1, 2018

Rantai Pendidikan Indonesia

RaPendikIn
(Rantai Pendidikan Indonesia)


          Kurikulum merupakan suatu kata yang tak asing lagi bagi kita, terutama dikalangan guru guru dan pelajar. Dimana kurikulum merupakan sebuah
Pada dasarnya kurikulum sebagai dasar guru maupun pelajar untuk menjalankan sistem pendidikan yang berada di sekolah, dimana didalam kurikulum semuanya diatur oleh pemerintah pusat. Sebelum menjalankan sebuah kurikulum, hendaknya semua pelaksananya sudah mengerti dan paham bagaimana kurikulum itu harus dijalankan. Tanpa adanya pemaham oleh pelaksananya maka sebuah kurikulum tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dimana pelaksanya dari kurikulum tersebut adalah para pengajar (guru/dosen) sebelum menjalankan kurikulum yang akan dijalankan hendaknya mereka diberi sebuah pelatihan bagaimana cara menjalankan kurikulum tersebut dengan baik dan benar. Tanpa adanya pelatihan para pelaksana kurikulum akan mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum tersebut. Apalagi pada saat ini dimana kurikulum Indonesia selalu berubah mengikuti mentri yang menjabat, untuk itulah para pelaksana diberi sebuah pelatihan yang baik dimana saat ini Indonesia melaksanakan kurikulum 2013 atau yang biasa kita sebut dengan kurtilas tetapi banyak didalam dari pelaksana (guru) tidak melaksanakannya dengan baik dan benar (termuat dalam penelitian Endang Sri Rahayu dkk). Hal ini yang menyebabkan kurikulum 2013 dalam penjalanannya biasanya dilakukan dengan semi kurikulum KTSP.
           
            Pada saat dilapangan semua sistem yang ada dijalanka untuk mendukung kurikulum itu berjalan dengan baik. Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru bisa menjalankan kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah pusak dikarenakan pada setiap daerah memiliki karakteristik siswa yang berbeda beda untuk itu banyak guru yang lebih memilih menjalankanya semi dengan kurikulum yang lain karena dianggap bisa mendukung kegiatan belajar dan mengajar, karena se orang guru juga dituntut agar peserta didik yang ia didik mendapatkan pelayanan yang memuaskan pada saat ia mengajar. Dengan pelayanan yang baik seseorang guru dapat meningkatkan siswanya menjadi lebih pandai (dijelaskan oleh Yanuar Fitroh Qolbina), karena dengan sebuah pelayanan yang baik seseorang guru akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di suatu daerah.

            Didalam sebuah kurikulum perlu sebuah alat pendukung untuk menjalankanya seperti halnya buku buku yang sesuai dengan kurikulum tersebut sudah ada dan memenuhi standar. Buku sangatlah berperan penting dalam mendukung terlaksananya kurikulum yang sedang dijalankan. Apabila alat pendukung ini tak ada maka kurikulum tersebuat akan tersedat dalam pelaksanaannya malah bisa jadi kurikulum tersebut gagal total tidak berjalan sama sekali. Oleh sebab itu sebuah buku penunjang kurikulum hendaklah mempunyai kualitas yang baik, dimana buku tersebut sesuai dengan materi yang terdapat pada kurkulum yang sedang dijalankan (selaras dengan pendapat Riza Ayuningtyas dan Budiyono).

            Pada saat ini Indonesia sudah mulai masuk dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat dimana sains merupakan pelajaran yang paling dibangga-banggakan karena dengan seiring majunya teknologi maka pendidikan di Indonesia juga harus maju dan lebih baik lagi. Untuk mendukung kemajuan itu perlulah penerapan literasi sains pada kehidupan, dimana peserta didik sejak dini dapat memahami apa itu sain? Dan apa manfaatnya untuk kehidupan. Dalam dunia pendidikan khususnya dibidang sain Indonesia sangatlah kurang, untuk itu perlu juga penerapan literasi sain pada dasar pembelajaran disekolah (diteliti oleh Fajri Basam, Ani Rusilowati dan Saiful Ridlo). Dengan majunya pendidikan Indonesia terutama dibidang sain maka akan mendukung Indonesia menjadi negara yang maju.
            Dengan adanya penerapan KurTilas inilah pemerintah berharap anak-anak indonesia dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Dimana anak pada kurikulum 2013 dituntut aktiv dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran yang ditekankan seperti aktiv meneliti dan observasi bukan hanya pendrilan materi saja (sepemikiran dengan Dini Anisah dan Partono Thomas).tetapi ada saja masalah-masalah yang muncul pada penerapan kurikulum 2013,hal ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa kurikulum 2013 sengat susah diterapkan di Indonesia?, apakah yang salah dengan kurikulum 2013 atau apakah pemerintah yang belum siap menjalakannya. Pada kenyataan diapangan masih banyak maslah-masalah besar yang perlu dibenahi seperti halnya guru belum membuat RPP kurikulum 2013 yang menybabkan masih bayak guru yang menjalankan kurikulum 2016 atau KTSP, ini mungkin saja hal yang mendasari kurikulum 2013 belum mampu terlaksana dengan baik di Indonesia (sependapat dengan Hetty Rufaidah Siambaton, Erlinawati dan Haryanto).

            Pada dasarnya kurikulum 2013 adalah sebagai mana upaya pemerintah menyeimbangkan ketertinggalan pendidikan Indonesia dengan negara-negara lainnya, sebenarnya dalam kurikulum 2013 pemerintah telah menata semuanya yang menyangkut proses belajar dan mengajar yang dikemas dalam bentuk yang sebaik mungkin, agar para peserta didik yang ada di Indonesia dapat meningkat kualitasnya sedikit demi sedikit dan menyeimbangkan pendidikan Indonesia dengan negara lainnya. Mungkin memang perlu adanya proses adaptsi yang lama yang dilakukan oleh peserta didik namun lama kelamaan mereka pastinya akan terbiasa dengan kurikulun 2013 yang notabennya mampu meningkatkan kualitas peserta didik sesuai perkembangan aman sekaraang ini. Guru atau pengajar juga memainkan peran penting, dimana seorang pengajar mendokrin para peserta didiknyadengan kurikulum 2013 secara perlahan supaya mereka lama kelamaan akan merasa nyaman dengan perubahan kurikulum tersebut (tertuang dalam penelitian Kartimi, E. Chandra dan I. Rosdiana).

            Oleh sebab itulah sebuah rancangan pembelajara yang berkaitan kurikulum 2013 sangatlah perlu diperhatikan dan dikerjakan dengan serius, maka seorang pengajar dituntut mempunyai alat-alat untuk membantunya dalam menerapkan kurikulum 2013 pada proses belajar dan mengajarnya. Tanpa adanya alat-alat bantu yang tepat seorang pengajar tidak dapat menjalankan proses tersebut dan akan menghambat penerapan kurikulum 2013. Rencana pembelajaran inilah yang merupaka suatu alat sukses untuk menerapkan kurikulum 2013 tersebut, dimana rencana pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang baru dan sesuai peekembangan yang ada untuk itulah diadakan pelatihan pembuatan rencana pembelajaran agar para pengajar tidak asal-asalan dalam membuat rancangan pembelajaran tersebut (sependapat dengan Rita Prasetyowati, Laila Katriani, Rida Siti NM dan Heru Kuswanto).

            Dengan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka para penerus generasi bangsa ini akan menjadi terbimbing. Dimana didalam kurikulum 2013 ini peserta didik diajarkan juga mengenai moral. Tidak dapat dipungkiri dengan berkembangnya aman ini banya sekali moral para generasi bangsa ini cenderung menurun (senada pada penelitian Evi Gusviani). Pada kurikulum 2013 ini para peserta didik sudah diajarkan mengenai moral yang lebih luas lagi sejak iya duduk di bangku SD, Dimana mereka diajarkan melalui hal-hal kecil untuk membentuk moral yang baik.

            Moral juga diiringindena suatu keyakinan atau agama dimana dapat membimbing kita kejalan yang lurus. Agama merupakan benteng yang sangat ampuh untuk generasi penerus bangsa ini, tanap adanya bekal agama yang kuat generasi bangsa ini akan mudah goyah dengan tempaan di zaman-zaman saat ini. Pada kurikulum 2013 terdapat point-point mengenai pembentengan karkter peserta didik melalui agama. Tetapi perlu juga suatu pengembangan pada kurikulum 2013 mengenai pembentengan karakter peserta didik melalui agama, agar tidak timbul suatu pembelajaran atau pengarahan yang dilakukan oleh pengajar agar tidak melenceng dari hal sebagaimana mestinya (penelitian oleh Wahab).

DAFTAR PUSTAKA

(Ayuningtyas, 2016; Ipa, Pembelajaran, & Berbantuan, 2014; Menggunakan & Dan, 2016; Metode et al., 2014; Pelaksanaan, Agama, Sma, & Di, 2011; Ppm, Smp, Selain, & Smp, 2017; Rahayu et al., 2017; Siambaton, Erlinawati, & Haryanto, 2016; Tanaman et al., 2016; Widiawati & Setyowani, 2016)Ayuningtyas, R. (2016). Indonesian Journal of Curriculum Analisis Kualitas Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, 4(1), 17–24.
Ipa, N. O. N., Pembelajaran, M., & Berbantuan, I. (2014). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Tujuan Pendidikan Nasional menurut. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1), 8–11.
Menggunakan, Y., & Dan, K. (2016). Analisis Kemunculan Sikap Spiritual Dan Sikap Sosial Dalam Kegiatan Pembelajaran Ipa Kelas Iv Sd, 8(1), 96–106.
Metode, E., Berbantuan, S., Berbasis, M., Karakter, P., Hasil, T., Akuntansi, B., … Ips, X. I. (2014). Economic Education Analysis Journal. Economic Education Analysis Journal, 3(1), 173–181. https://doi.org/ISSN 2252-6544
Pelaksanaan, P. D. A. N., Agama, K. P., Sma, P., & Di, S. (2011). PENELITIAN, XVIII(01), 103–119.
Ppm, A. K., Smp, I. P. A., Selain, I. P. A. S. M. P., & Smp, I. P. A. (2017). Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpmmp, 1(2), 105–108.
Rahayu, E. S., Jakarta, U. N., Nurjanah, S., Jakarta, U. N., Jakarta, U. N., Kompetensi, S., & Situasi, A. (2017). PENDAMPINGAN DALAM RANCANGAN SESUAI KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GURU-GURU SMA, 1(1), 96–109.
Siambaton, H. R., Erlinawati, & Haryanto. (2016). Problem Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial di Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 4(1), 10–16.
Tanaman, D., Mertua, L., Sp, S. a, Kota, D. I., Metode, D., Serapan, S., & Ssa, A. (2016). Pancasakti Science Education Journal, 1(9), 12–17.
Widiawati, A. I., & Setyowani, N. (2016). Indonesian Journal of Guidance and Counseling. Indonesian Journal of Guidance and Counseling : Theory and Application, 5(1), 39–44. Retrieved from journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk


PENGAMATAN TRANSPORT MEMBRAN I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Pada semua makhluk hidup dari prokariotik hingga organisme multiselu...