Friday, June 1, 2018

Rantai Pendidikan Indonesia

RaPendikIn
(Rantai Pendidikan Indonesia)


          Kurikulum merupakan suatu kata yang tak asing lagi bagi kita, terutama dikalangan guru guru dan pelajar. Dimana kurikulum merupakan sebuah
Pada dasarnya kurikulum sebagai dasar guru maupun pelajar untuk menjalankan sistem pendidikan yang berada di sekolah, dimana didalam kurikulum semuanya diatur oleh pemerintah pusat. Sebelum menjalankan sebuah kurikulum, hendaknya semua pelaksananya sudah mengerti dan paham bagaimana kurikulum itu harus dijalankan. Tanpa adanya pemaham oleh pelaksananya maka sebuah kurikulum tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dimana pelaksanya dari kurikulum tersebut adalah para pengajar (guru/dosen) sebelum menjalankan kurikulum yang akan dijalankan hendaknya mereka diberi sebuah pelatihan bagaimana cara menjalankan kurikulum tersebut dengan baik dan benar. Tanpa adanya pelatihan para pelaksana kurikulum akan mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum tersebut. Apalagi pada saat ini dimana kurikulum Indonesia selalu berubah mengikuti mentri yang menjabat, untuk itulah para pelaksana diberi sebuah pelatihan yang baik dimana saat ini Indonesia melaksanakan kurikulum 2013 atau yang biasa kita sebut dengan kurtilas tetapi banyak didalam dari pelaksana (guru) tidak melaksanakannya dengan baik dan benar (termuat dalam penelitian Endang Sri Rahayu dkk). Hal ini yang menyebabkan kurikulum 2013 dalam penjalanannya biasanya dilakukan dengan semi kurikulum KTSP.
           
            Pada saat dilapangan semua sistem yang ada dijalanka untuk mendukung kurikulum itu berjalan dengan baik. Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru bisa menjalankan kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah pusak dikarenakan pada setiap daerah memiliki karakteristik siswa yang berbeda beda untuk itu banyak guru yang lebih memilih menjalankanya semi dengan kurikulum yang lain karena dianggap bisa mendukung kegiatan belajar dan mengajar, karena se orang guru juga dituntut agar peserta didik yang ia didik mendapatkan pelayanan yang memuaskan pada saat ia mengajar. Dengan pelayanan yang baik seseorang guru dapat meningkatkan siswanya menjadi lebih pandai (dijelaskan oleh Yanuar Fitroh Qolbina), karena dengan sebuah pelayanan yang baik seseorang guru akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di suatu daerah.

            Didalam sebuah kurikulum perlu sebuah alat pendukung untuk menjalankanya seperti halnya buku buku yang sesuai dengan kurikulum tersebut sudah ada dan memenuhi standar. Buku sangatlah berperan penting dalam mendukung terlaksananya kurikulum yang sedang dijalankan. Apabila alat pendukung ini tak ada maka kurikulum tersebuat akan tersedat dalam pelaksanaannya malah bisa jadi kurikulum tersebut gagal total tidak berjalan sama sekali. Oleh sebab itu sebuah buku penunjang kurikulum hendaklah mempunyai kualitas yang baik, dimana buku tersebut sesuai dengan materi yang terdapat pada kurkulum yang sedang dijalankan (selaras dengan pendapat Riza Ayuningtyas dan Budiyono).

            Pada saat ini Indonesia sudah mulai masuk dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat dimana sains merupakan pelajaran yang paling dibangga-banggakan karena dengan seiring majunya teknologi maka pendidikan di Indonesia juga harus maju dan lebih baik lagi. Untuk mendukung kemajuan itu perlulah penerapan literasi sains pada kehidupan, dimana peserta didik sejak dini dapat memahami apa itu sain? Dan apa manfaatnya untuk kehidupan. Dalam dunia pendidikan khususnya dibidang sain Indonesia sangatlah kurang, untuk itu perlu juga penerapan literasi sain pada dasar pembelajaran disekolah (diteliti oleh Fajri Basam, Ani Rusilowati dan Saiful Ridlo). Dengan majunya pendidikan Indonesia terutama dibidang sain maka akan mendukung Indonesia menjadi negara yang maju.
            Dengan adanya penerapan KurTilas inilah pemerintah berharap anak-anak indonesia dapat berkembang sesuai yang diharapkan. Dimana anak pada kurikulum 2013 dituntut aktiv dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran yang ditekankan seperti aktiv meneliti dan observasi bukan hanya pendrilan materi saja (sepemikiran dengan Dini Anisah dan Partono Thomas).tetapi ada saja masalah-masalah yang muncul pada penerapan kurikulum 2013,hal ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa kurikulum 2013 sengat susah diterapkan di Indonesia?, apakah yang salah dengan kurikulum 2013 atau apakah pemerintah yang belum siap menjalakannya. Pada kenyataan diapangan masih banyak maslah-masalah besar yang perlu dibenahi seperti halnya guru belum membuat RPP kurikulum 2013 yang menybabkan masih bayak guru yang menjalankan kurikulum 2016 atau KTSP, ini mungkin saja hal yang mendasari kurikulum 2013 belum mampu terlaksana dengan baik di Indonesia (sependapat dengan Hetty Rufaidah Siambaton, Erlinawati dan Haryanto).

            Pada dasarnya kurikulum 2013 adalah sebagai mana upaya pemerintah menyeimbangkan ketertinggalan pendidikan Indonesia dengan negara-negara lainnya, sebenarnya dalam kurikulum 2013 pemerintah telah menata semuanya yang menyangkut proses belajar dan mengajar yang dikemas dalam bentuk yang sebaik mungkin, agar para peserta didik yang ada di Indonesia dapat meningkat kualitasnya sedikit demi sedikit dan menyeimbangkan pendidikan Indonesia dengan negara lainnya. Mungkin memang perlu adanya proses adaptsi yang lama yang dilakukan oleh peserta didik namun lama kelamaan mereka pastinya akan terbiasa dengan kurikulun 2013 yang notabennya mampu meningkatkan kualitas peserta didik sesuai perkembangan aman sekaraang ini. Guru atau pengajar juga memainkan peran penting, dimana seorang pengajar mendokrin para peserta didiknyadengan kurikulum 2013 secara perlahan supaya mereka lama kelamaan akan merasa nyaman dengan perubahan kurikulum tersebut (tertuang dalam penelitian Kartimi, E. Chandra dan I. Rosdiana).

            Oleh sebab itulah sebuah rancangan pembelajara yang berkaitan kurikulum 2013 sangatlah perlu diperhatikan dan dikerjakan dengan serius, maka seorang pengajar dituntut mempunyai alat-alat untuk membantunya dalam menerapkan kurikulum 2013 pada proses belajar dan mengajarnya. Tanpa adanya alat-alat bantu yang tepat seorang pengajar tidak dapat menjalankan proses tersebut dan akan menghambat penerapan kurikulum 2013. Rencana pembelajaran inilah yang merupaka suatu alat sukses untuk menerapkan kurikulum 2013 tersebut, dimana rencana pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang baru dan sesuai peekembangan yang ada untuk itulah diadakan pelatihan pembuatan rencana pembelajaran agar para pengajar tidak asal-asalan dalam membuat rancangan pembelajaran tersebut (sependapat dengan Rita Prasetyowati, Laila Katriani, Rida Siti NM dan Heru Kuswanto).

            Dengan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka para penerus generasi bangsa ini akan menjadi terbimbing. Dimana didalam kurikulum 2013 ini peserta didik diajarkan juga mengenai moral. Tidak dapat dipungkiri dengan berkembangnya aman ini banya sekali moral para generasi bangsa ini cenderung menurun (senada pada penelitian Evi Gusviani). Pada kurikulum 2013 ini para peserta didik sudah diajarkan mengenai moral yang lebih luas lagi sejak iya duduk di bangku SD, Dimana mereka diajarkan melalui hal-hal kecil untuk membentuk moral yang baik.

            Moral juga diiringindena suatu keyakinan atau agama dimana dapat membimbing kita kejalan yang lurus. Agama merupakan benteng yang sangat ampuh untuk generasi penerus bangsa ini, tanap adanya bekal agama yang kuat generasi bangsa ini akan mudah goyah dengan tempaan di zaman-zaman saat ini. Pada kurikulum 2013 terdapat point-point mengenai pembentengan karkter peserta didik melalui agama. Tetapi perlu juga suatu pengembangan pada kurikulum 2013 mengenai pembentengan karakter peserta didik melalui agama, agar tidak timbul suatu pembelajaran atau pengarahan yang dilakukan oleh pengajar agar tidak melenceng dari hal sebagaimana mestinya (penelitian oleh Wahab).

DAFTAR PUSTAKA

(Ayuningtyas, 2016; Ipa, Pembelajaran, & Berbantuan, 2014; Menggunakan & Dan, 2016; Metode et al., 2014; Pelaksanaan, Agama, Sma, & Di, 2011; Ppm, Smp, Selain, & Smp, 2017; Rahayu et al., 2017; Siambaton, Erlinawati, & Haryanto, 2016; Tanaman et al., 2016; Widiawati & Setyowani, 2016)Ayuningtyas, R. (2016). Indonesian Journal of Curriculum Analisis Kualitas Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, 4(1), 17–24.
Ipa, N. O. N., Pembelajaran, M., & Berbantuan, I. (2014). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Tujuan Pendidikan Nasional menurut. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1), 8–11.
Menggunakan, Y., & Dan, K. (2016). Analisis Kemunculan Sikap Spiritual Dan Sikap Sosial Dalam Kegiatan Pembelajaran Ipa Kelas Iv Sd, 8(1), 96–106.
Metode, E., Berbantuan, S., Berbasis, M., Karakter, P., Hasil, T., Akuntansi, B., … Ips, X. I. (2014). Economic Education Analysis Journal. Economic Education Analysis Journal, 3(1), 173–181. https://doi.org/ISSN 2252-6544
Pelaksanaan, P. D. A. N., Agama, K. P., Sma, P., & Di, S. (2011). PENELITIAN, XVIII(01), 103–119.
Ppm, A. K., Smp, I. P. A., Selain, I. P. A. S. M. P., & Smp, I. P. A. (2017). Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpmmp, 1(2), 105–108.
Rahayu, E. S., Jakarta, U. N., Nurjanah, S., Jakarta, U. N., Jakarta, U. N., Kompetensi, S., & Situasi, A. (2017). PENDAMPINGAN DALAM RANCANGAN SESUAI KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GURU-GURU SMA, 1(1), 96–109.
Siambaton, H. R., Erlinawati, & Haryanto. (2016). Problem Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial di Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 4(1), 10–16.
Tanaman, D., Mertua, L., Sp, S. a, Kota, D. I., Metode, D., Serapan, S., & Ssa, A. (2016). Pancasakti Science Education Journal, 1(9), 12–17.
Widiawati, A. I., & Setyowani, N. (2016). Indonesian Journal of Guidance and Counseling. Indonesian Journal of Guidance and Counseling : Theory and Application, 5(1), 39–44. Retrieved from journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk


No comments:

Post a Comment

PENGAMATAN TRANSPORT MEMBRAN I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Pada semua makhluk hidup dari prokariotik hingga organisme multiselu...